KoRi cartoon

SALAM HANGAT UTK KWN-2 YG MENGUNJUNG KoRi BLOGSPOT. ;-D

KATA-2 BIJAK ISLAMI:"Bolehkah aku memilih hidupku? Bahagia, senang dari kecil hingga dewasa. Tak ada duka nestapa & lara. Tak ada musuh, teka-teki & persoalan. KataMU, itu berarti tak ada warna". KUTIPAN DARI KAHLIL GIBRAN :"Anda mencintai dia bukan karena dia mencintai anda tapi karena anda memberi izin kepada diri anda untuk mencintainya". "Percayalah kepada ibumu, tidak rasa dendam sdikitpun dihati seorang ibu".

KoRi fav

KoRi  fav
LIFE

DEPOK JAMAN DAHULU.

Pertama kali saya menginjak kota ini seperti kota mati tapi ada penghuninya ;-) , ya walaupun usia saya waktu datang ke kota ini masih terbilang sangat kecil see ;-) tapi saya dapat merasakan kesunyian kota ini. Jarang ada orang mengenal kota ini, seakan-akan kota ini tak ada di peta :-D . Kota ini menyeramkan untuk dihuni. Terlebih lagi tersebar berita horor tentangnya, mungkin karena saking sepinya orang jadi takut untuk bermukim di kota ini. Dulu orang beranggapan kota ini terpencil, sepi, horor. Pokoke seperti nggak ada positif-positifnya dweh. ^__^.

Contohnya ditempat dimana saya dibesarkan, Pangkalan Jati. Dulu sepinya minta ampyuuun. Banyak tanah kosong walau sudah ada pemiliknya. Mereka rasanya enggan membangun sebuah rumah ditanah tersebut. Jalanan sepi dari hilir mudik kendaraan. Dulu belum ada trayek angkotan umum masuk ke daerah ini. Yang ada hanyalah becak dan andong. Saya suka sekali naik becak. Saya sekolah selalu diantar jemput dengan becak. Nggak seperti sekarang, mobil jemputan. Saking sepinya jalanan, becak2 dan andong jadi laris manis. Tak ada razia becak. Sayang anak jaman sekarang tidak merasakan nikmatnya naik becak. Dan lagi, polusi udara sangat minim sekali. Udaranya segar serasa tinggal di pedesaan. Jadi nggak perlu jauh-jauh ke puncak untuk menikmati sejuknya angin sepai-sepoi. Apalagi kalo malam tiba, suara jangkrik, kodok dan binatang malam. Suaranya laksana musik alam yang syahdu sekali. Maklum dweh, jaman dulu masih jarang ada hiburan. Dan agak menyeramkan bila keluar rumah saat malam tiba. Kota ini langsung sunyi, ya takut ada garongnya kale yee.:-D . Lagi pula mau kemana juga, lawong jaman dulu mah nggak ada tuu tempat hiburan seperti mall, cafe atau tempat hiburan untuk anak2 di daerah depok. Kalaupun ada harus ke Jakarta.

Dan nggak terasa saya telah tinggal di kota ini selama belasan tahun bersama keluarga. Namun sekarang saya sudah tidak menempati rumah tersebut lagi dikarenakan ada suatu hal yang aku rasa rumit untuk diperbincangkan. Sekarang aku tinggal di Jakarta Selatan dan ternyata masih dekat dengan Depok, secara tempat tinggalku perbatasan antara Jakarta dan Depok. Eh baru inget, dulu pun juga gitu lho. Tempat tinggalku perbatasan Jakarta dan Depok. Emang Depok nggak bisa pisah dari kehidupanku. ^__^

Tapi biar gimana pun kota ini tempat saya dibesarkan & saya semakin betah tinggal di kota ini karena kota ini semakin hari semakin menunjukkan kemajuan dalam berbagai bidang. Sudah banyak banget perubahan yang terlihat. Disetiap sudut kota, sudah banyak tempat hiburan seperti mall & cafe. Bahkan saking banyaknya bak kacang goreng. ;-) . Jadi sekarang kalo hanya mau sekedar window shopping nggak perlu pergi jauh dweh. Angkotan umum sudah banyak. Dan tak ketinggalan, perkantoran telah merambah di setiap sudut kota. Kampus2 pun jadi semakin banyak peminatnya. Telah banyak perumahan-perumahan juga, meramaikan suasana kota ini. Dari kelas menengah hingga kelas elit. Tinggal pilih aja yang sesuai dengan kantong. Jalanan juga udah bagus ya walau baru di sebagian wilayah see tapi lumayan lha dibanding jaman bahela. ^__^.

Hanya dalam kota yang maju pesat, pasti ada kendalanya dan pengorbanannya. Sekarang kota ini terlihat gersang dan kemacetan tak bisa dihindari. Terlebih di jam-jam orang berangkat kerja dan anak-anak sekolah. dan terminal kota ini seolah tak tertata dengan tertib walau letaknya berdekatan dengan kantor Polisi. Entah itu salah siapa. Yang pasti harus ada kesadaran dari masyarakat itu sendiri.

Yang saya ingin sampaikan kepada pemerintah kota tercinta ini, perhatikan kesejahteraan rakyat kecil. Ya walau terkadang mereka mungkin menyusahkan tapi biar gimana pun mereka aset kota ini yg secara tidak langsung ikut peran serta memajukan kota tercinta ini. Terimakasih kota Depok.


Rindu hatiku padamu. Kerinduan yg membuatku kelimpungan. Makan see tetap jalan terus dounk tapi pikiranku terbang ke kotamu. Sudah hampir 3 minggu kita tak berjumpa. Segala rasa membaur dalam kalbu. & betapa girangnya hati ini kala tahu dirimu juga merindukanku. Ooo kekasih hatiku, dapatkah kita meleburkan kerinduan ini bersama? Mungkinkah kerinduan ini akan menepi di dermaga yg sama dlm waktu dekat ini? Sungguh hatiku tak kuasa menahan kerinduan ini. Haruskah jiwaku terbang ke kotamu? Merajut kisah bersamamu sepanjang hari.

Namun aku senantiasa meminta kepadaNYA untuk diizinkan memelihara kerinduan akibat cinta ini selama kerinduan ini masih berterbangan tak tentu arah. Aku juga memohon kepadaNYA agar cinta ini senantiasa bersemai karena ketulusan kami mencintaiNYA. Dan tak lupa juga, aku mengibah kepadaNYA supaya kami diberi kelapangan hati untuk menjalani hidup yg penuh liku dalam mengapai mahligai pernikahan kelak.

TUHAN Engkau Maha Mendengarkan doa-doa insanMU. Engkau Maha Pengasih dan Penyayang. Dalam kesempatan ini aku mohon izinkanlah kami mencurahkan kerinduan yg tak berujung ini dalam dermaga cintaMU. Semoga hari yg kami nanti-nantikan akan segera tiba. Dan pujian-pujian untukMU selalu terucap meski tak semua orang dapat mendengarkan lantunan hati kami.

Amiiiiiiiin.


Kerinduan yang tiada ujung.
Segalanya terasa menyesakkan dada.
Dan aku dirundung takut untuk mengungkapkannya.
Hanya rintihan dan airmata yang sanggup terurai.

Salahkah bila aku merasa ia menjauh.
Seolah aku tak mengenal dirinya.
Dan akupun tak dapat mengenali diri sendiri.

Apakah cinta ini telah mengubahku?

Mengapa cinta ini tak nyaman?

Namun aku tak mungkin membuang rasa ini.
Aku tak mungkin hidup tanpa cintanya.
Walau kutahu harus mengorbankan perasaan.

Aku hanya bisa berharap,
'Kan kutemui satu jawaban diujung penantian ini.
Entah sampai kapan.

Hanya TUHAN Yang Maha Mengetahui.

Critanya nyambung lagi nweh. :-D .

Sampai akhirnya aku bisa melupakannya karena aku mulai berusaha mencari pekerjaan baru. Dan tahu nggak!! Disana aku bertemu dengan seseorang yang baik hati dan perhatian. Sebut saja namanya “Anto”. Usianya tak jauh terpaut denganku. Hanya beda bulan. Dan kala itu aku belum mendapatkan pekerjaan baru. Dengan bantuan dia dan kakaknya, akhirnya aku dapat kerja kembali. Di gedung yang sama. Di lantai yang sama saat pertama kali aku bekerja. Hanya beda counter. Aku bekerja di perusahaan sepasang suami istri yang berdomisili Bandung. Mereka memproduksi lampu – lampu kayu dari limbahan. Karya – karya yang spektakuler. Aku kagum dengan hasil karya bossku. Selama dua tahun, aku bekerja pada mereka. Tahun pertama, aku ditempatkan di sebuah mall di kawasan Pondok indah, dengan jam kerja yang full, dari jam 9 pagi sampai 9 malam. Buatku jam kerja tak jadi masalah. Yang jadi masalahnya, teman rekan kerjaku. Sebut saja namanya, “Lek”. Dari pertama aku berkenalan dengannya, feelingku mengatakan, “kayaknya aku nggak bakal klop dengan dia deh”. Pasalnya dia selalu berusaha menjatuhkan imageku di depan teman – temanku yang lain. Kami bekerja tim, 6 orang. Dan teman kerjaku cowok semua. Hanya aku saja yang beda jenis kelamin. Kukira bekerja dengan lawan jenis akan mengasyikkan. Ternyata!!! Tergantung personalnya juga seeh. Sialnya aku bekerja dengan seseorang yang tidak suka persaingan sehat.

Awalnya aku merasa tidak betah bekerja dengan seseorang yang menikam dari belakang. Namun berkat nasehat kedua orang tuaku, aku tetap bertahan. Dan akhirnya aku terbebaskan dari suasana kerja yang tidak mengenakkan itu. Di bulan ke enam, Boss memindahkanku ke Blok M. masih di mall juga. Dan aku masih mendapat rekan kerja cowok lagi. Sebut saja namanya “Hari”. Kali ini system kerjanya shift – shiftan. Perjanjian dari awal, kami bisa mengatur jadwal kerja sesuai kebutuhan. Bisa seminggu sekali masuk pagi. Dan minggu berikutnya masuk siang. Atau bisa juga dua hari masuk pagi. Dihari berikutnya masuk siang. Yach cincai lha. Hehehe. Selama suasana kerjanya sehat, buatku tak jadi soal. Dan liburnya pun bisa request. Oia sampai lupa. Mengejar cinta. Hubunganku dengan Anton berjalan mulus. Kami semakin sering ketemu. Kami sering meluangkan waktu untuk makan siang bareng di kantin. Dan menjelang setahun aku bekerja disana, hatiku luluh lantah kembali. Anto ternyata hanya menganggapku sahabatnya. Teman berbagi suka dan duka. Ternyata dia menyukai seorang gadis, yang kebetulan masih satu lantai dengan kami. Kesan pertama melihat gadis itu, aku tidak menyukainya. Bukan karena dia merebut Anto dariku tapi lebih merasa dia bukan cewek yang cocok buat sosok Anto. Tapi aku bukan Tuhan yang menentukan jalan kehidupan seseorang. Jadi teringat seorang teman yang mengingatkanku dengan kata - kata yg menyentuh hati. "jika kamu mendengki orang lain karena kamu mengira bahwa yang dimilikinya adalah bagian kamu, maka kamu adalah orang jahil. Sebab, apa yang telah ditentukan untuk kamu itu tidak akan lepas ke tangan orang lain. Melainkan pasti akan kamu dapati". Secara perlahan dan pasti, Anto menjalin kasih dengannya. Dan semakin hari, hubungan kami semakin menjauh. Aku kehilangan seseorang kembali. Hatiku menangis tapi berkat sahabat – sahabatku yang selalu menghibur, aku kembali ceria. Oo betapa menyenangkan memiliki sahabat – sahabat seperti Tince, Linut, Cimonk. Mereka tak pernah bosan menemani dan menasehatiku.

Sayang kami harus berpisah. Salah seorang sahabatku hendak pergi ke luar negeri, Jepang. Sebuah perjalanan yang telah ia tunggu – tunggu. Disana ia menikah dengan sanak saudara jauhnya. Dengan perayaan yang sangat sederhana, sahabatku akhirnya menikah. Alhamdulillah meskipun sahabatku jauh dariku, kami selalu komunikasi via handphone, email dan chatting. Itulah pertama kali aku mengenal dunia maya. Tahun 2006, keponakan membuatkanku sebuah akun email sekaligus chatting. Dan disana pula aku mengenal cinta berikutnya. Dari sebuah email nyasar, aku mengenal seseorang. Sebut saja namanya “Rahmat”. Pada awalnya, aku tidak menggubris inbox darinya. Penundaan demi penundaan balasan email aku lakukan. Jadi salah bila ada orang yang menganggapku mengejar – ngejar dia. Sejak awal aku membaca inboxnya, hati tidak percaya kalau ia seseorang yang mampu membuka hatiku. Tapi tiba – tiba ada perasaan penasaran dalam hati. Dan akhirnya aku memutuskan membalas emailnya. Isinya singkat. Hanya menanyakan darimana ia tau id emailku. Ternyata itu merupakan penderitaan yang tak pernah kuduga. Karena email itu, jalan hidupku berubah. Yang dulu aku seorang yang pendiam dan pemalu langsung berbalik 180’. Ternyata dia suami orang yang NB sedang bermasalah dengan istrinya. Mereka hidup terpisah kota dengan empat orang anak. Bodohnya aku baru mengetahui saat aku mulai menyukainya. Aku telah menaruh harapan padanya. Tapi aku terselamatkan oleh teguran alm bapakku. “Ndu, apa nggak ada cowok lain. Dia plin – plan. Nggak cocok dengan kamu. Yach ayah yakin kamu bisa masuk dalam keluarganya tapi ayah tidak yakin apa dia bisa membahagiakan kamu”. Itu suatu petunjuk dari Sang Pencinta. Sayangnya aku sempat mengabaikan petunjuk itu. Aku tetap berhubungan dengannya hingga dua tahun. Tahun pertama kami resmi berpacaran (padahal aku tidak suka dengan kontek pacaran). Tahun kedua, kami backstreet. Dan di tahun itu segalanya berubah. Aku jadi uring – uringan bila tak mendapat kabar darinya. Aku marah, kecewa dengan sikapnya yang tak memperdulikan perasaanku. Secara hubungan kami sudah lewat dari batas normal. Eit jangan salah. Aku tidak memberikan mahkotaku kepadanya. Hanya menurutku, apa yang pernah kami lakukan melebihi batas norma aja. Kissing, semua udah merasakannya kan?! ;-D. Dan lebih parahnya, aku sudah berani berbohong hanya untuk bisa bertemu dengannya. Tapi buatku itu sungguh gila. Dan akhirnya aku harus kecewa kembali.

Mungkin memang tidak ada kata putus diantara kami. Tapi jelas sekali hubungan kami sudah tidak sehat. Segala cara yang tidak mungkin aku bisa lakukan dulu, dengannya, aku lakukan. Dan imbalannya aku harus menelan penghinaan. Aku disebut – sebut perebut suami orang. Pihak ketiga dalam rumahtangga orang. Itu pengalaman yang sangat hina. Dan lebih hinanya, aku tidak melakukan perlawanan terhadap perlakukannya dan istrinya beserta ipar – iparnya. Kalau aku flashback kejadian itu, aku sungguh bodoh dan tolol!!! Jelas – jelas sahabat – sahabat telah memperingatiku agar tidak terlalu melibatkan diri dalam prahara itu. Tapi saat itu hatiku tengah buta. Hatiku dibutakan oleh janji – janji palsunya. Dia bilang akan menikahiku sebagai istri kedua. Dan untungnya kedua orangtuaku tidak mengetahui rencana gilanya. Hufhhh. Kukira aku dapat melepasnya setelah mengetahui kegombalannya. Tapi aku justru terobsesi olehnya. Aku semakin tak mampu melepaskan diri dari kegombalannya. Oh iya, dia cowok pertamaku secara resmi (tapi sekarang, kelaut aja dweh. Hehehe). Suer dweh, kalau ingat masa – masa itu, malu sendiri. Tapi semua ada hikmahnya. Aku mengambil pelajaran yang positif aja dweh. Akhirnya aku bisa merasakan hubungan beda jenis yang sesungguhnya. Hatiku berdebar –debar saat di dekatnya. Hehehe.

Sampai akhirnya merasa cape sendiri. Aku menyerah pada keadaan karena semakin melawan arus cinta gombalnya semakin batin tersiksa. Aku melepas semua perasaan itu dengan berharap suatu hari aku akan mendapatkan pengganti yang Tuhan siapkan untuk hidupku. Amin. Semoga. Dan mulailah untuk membuka hati kembali. Seorang teman mengenalkanku pada seorang cowok, yang NB juga suami orang. Gilaaaaaa !!! Teman macam apa itu?! Menjerumuskan temannya. Tapi keadaan berbalik padaku. Dia justru menyalahkanku. “Kenapa lo nggak mau gitu ja?!” Helloooo. Gue piker elo seorang teman yang baik, secara, elo itu istri eh mantan seorang istri. Lo nggak takut ya kalo hukum karma menimpa keluarga lo”. Dia malah menjatuhkanku. Mengeluarkan kata – kata yang tak sepatutnya terlontar dari mulut seorang ibu. Dia menghinaku habis – habisan. Dan semua perkataannya kuterima. Aku hanya berdoa, Ya Allah kuatkan aku. Mungkin ini cobaan buatku melangkah lebih dewasa.

Udah dulu ach. Btw, crita ini tidak bermaksud merendahkan seseorang. Ini hanya bagian dari penggal cerita di dunia yang beragam. Mohon maaf bila ada yang tersakiti. & aku selalu menjaga privasi seseorang dengan tidak menyebutkan identitasnya. Terimakasih. Lain waktu disambung lagi. ;-D

Sttsku :
"Seribu tanya memenuhi alam sadarku & benak ini terasa sulit menemukan jawabannya. Emmm kawan, bolehkah Q meminjamnya darimu jika ada kamus yg dpt memecahkan teka-tekiku? Hingga kegundahan hati ini segera tersingkirkan. Semoga dweh".

Komentar dari tmn2 :
"Seribu rasa untuk 1 perasaan, seribu alasan untuk 1 jawaban. Teka - teki hati hanya hati yg diinginkan. Teka - teki hati hanya dia yg diimpikan, tak perlu memakai kamus karena ia hanya dalam pikiran.

Bisikan hatiku memang mengatakan demikian namun terkadang aku terbawa arus kebimbangan yg sulit utk Q enyahkan meski tau setiap tanya punya jawaban.

Arus yg mengalir membuat gelombang tak terkalahkan, tapi paling gak layar yg telah berjalan bisa diketepikan agar kebimbangan & ketakutan tdk membuat smuanya hancur karena gelombang.


Arus itu tak sederas yg terduga. Hembusan angin malam telah membuat layar berkembang. Semoga kebimbangan & ketakutan segera pergi. & aku akan menunggu pergantian musim. Semoga aku dpt bersahabat dg musim.

Musim mempunyai waktu yg berbeda yg tak tau sampai apa akhirnya tapi tak ada salah bersahabat dg musim. Mungkin ia bisa jadi teman yg baik, tapi terkadang musim banyak membuat perubahan tapi musim tak pernah bisa merubah hati. kata hati angin malamlah sahabat terbaik, menyampaikan rasa melalui keindahan & kelembutannya telah banyak manusia terbuai dg angin malam yg membawa ketenangan dlm gelap malam yg tenang untuk kembali menghadapi siang.

Bila cinta menggugah rasa. Takkan hilang bahagia di dada bila cinta menyentuh hati, jangan biarkan dia pergi. Jagalah sampai ajal menjemput diri.

Mungkin musim tak bisa mengubah hati tetapi paling tdk yg kurasakan, musim dpt menghangatkan jiwa & kala malam menjemput, ingin rasanya bersimpuh mengucap pujian-2 atas karuniaNYA.

Asa akan menjaganya dg segenap hati selama tulusnya kasih bersemayam dlm kalbu. & bila ajal telah diambang pintu, semoga cinta ini akan selalu bening, sebening mata air."


Stts lainnya:
"Ya Allah, gantikan kepedihan ini dg kesenangan. Jadikan kesedihan itu awal kebahagiaan & sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram. Ya Allah dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan & padamkan bara jiwa dg air keimanan. Assalamu'alaikum sobat. Bagaimana kabarnya sobat semua hari ini? By renungan inspiratif".

Komentar tmn2:
"Amin ya robb. Kbr baik. Semoga km jg dlm keadaan baik. & berharap disetiap waktu selalu ada renungan yg membuat jiwa semakin dewasa. & semoga perihnya deburan ombak yg menghantam raga akan membawa diri kedalaman kedewasaan jiwa. Amin.

Q tak sanggup bila itu terjadi, semua Q pasrahkan pd Yg Maha Kuasa.

DIAlah Maha mengetahui. Terkadang Qt melupakan rahmat yg telah DIA berikan disetiap hembusan nafas. Ya Tuhan terima kasih atas anugerah yg Engkau berikan di siang ini. Amin.

Ya Allah sirnakan kami dari rasa sedih & duka. Serta usirlah kegundahan dari jiwa kami semua. Kami berlindung kepadaMU dari setiap rasa takut yg mendera Hanya KepadaMU kami bersandar & bertawakal. Hanya kepadaMU kami memohon. & hanya dariMU lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai pelindung, Karena Engkaulah sebaik-baik pelindung & Penolong.

Amin ya Allah. Semoga kesedihan ini akan segera tergantikan. Bila saat itu belum tiba, mohon lapangkanlah hati kami & mudahkanlah jalan kami menuju ridhoMU. Amin".


Stts lain lagi :
"Akan terus menanti hingga kau merasa lelah. Semoga penantian ini berbuah keharuman akan kenangan Qt. & semoga Qt tak menyesali langkah yg tlh Qt tempuh. Aminnn".

Komentar tmn2 :
"Aminnn. amien ya ALLAH. Semoga perjalanan ini dapat selalu kunikmati.

Yuuppzz. Tetap bersabar yaa. Kokoh ujian akan menaikkan derajat Qta. Terus berjuang.

Namun kini Q tahu bagaimana hrs selesaikan semuanya. Q tahu bgmn mengeluarkan gejolak emosi ini. Hanya dg satu cara. Yaitu dg memberikan senyumku pd semua masalah itu & merekapun akan lenyap ditelan kebahagiaan.

Q selalu menginginkan senyuman itu, sebening embun dipagi hari seterang rembulan ditengah malam.

Bintang 'kan selalu memberi sinar di kegelapan mlm. Sebening embun 'kan selalu tampak & lembut. Senyum sang rembulan terlihat maniest. Terimalah dg smua yg ada.
Sudahkah hari ini kamu tersenyum pd seseorang yg kamu sayangi?

Q ingin bintang itu selalu bersinar walau terkadang meredup. Q mau sesejuk embun walau nantinya akan sirna bersama sang siang. Q berharap rembulan 'kan muncul malam ini agar Q dpt menatapnya dg sepuas hati.

Yuupzz. Bintang, rembulan, mentari adl sahabat yg saling memberi & menerima. Slng membutuhkan pd saat wkt nya tiba.

Memberi tanpa berharap menerima. Masih adakah rasa itu dlm hidup ini? Dua insan slg mendukung, mengasihi, menghormati, mengayomi dkk.

Bintang kecil, jgn pernah menyerah pd isak tangis sang hujan yg mencoba tuk melukai indahnya dirimu. Jgn pernah pula salahkah sang awan yg menutupi sinarmu, karena sesungguhnya bagi diriku ataupun sahabatmu, kau selalu terlihat begitu indah.

Oh betapa mengasyikkan dpt menikmati derasnya sang hujan yg membasahi jagat raya. Mungkinkah hujan itu akan selalu datang disetiap kemarau?

Hujan 'kan turun dimalammu ketika kau mengucap rindu pd angin yg menerbangkan dedaunan kering. Hujan 'kan dtg kpdamu ketika kau merasa sendiri ditelan waktu. & ia 'kan dtg dg rinai yg dpt membuatmu tertidur melupakan waktu. Apakah kau sempat melihat pohon-pohon beku menggigil tertimpa angin dimusim ini?

Hujan telah turun membasahi bumi tempat kuberpijak. Saat ini Q sedang menikmati tetesannya sambil merenung. Hujan selalu memberiku semangat baru menyongsong asa baru. & hujan telah menghapus dukaku.

Semoga stlh mlm ini akan kenangan itu akan menjadi cerita indah.

amien ya buuww, Q jg senang bngd dg suatu kjdian ini sbg pelajaran tuk Q.

Jempol tmn2, Terimakasih utk mlm ini. Semoga mlm ini akan terulang kembali".

Itulah sepenggal ceritaku pd malam minggu bersama tmn2 ditemani rintikan hujan yg menyejukkan batin. ^__^

Hancur semua asa ini.
Berkeping - keping sejak ia renggut dari raga ini.
Ikhlas....mungkin bila ia sungguh menyayangiku.
Namun apa yang dapat kuraih?!!!!

Memang dosa mendustai jiwa.
Namun semampu mungkin berusaha menebusnya.
Walau penderitaan kian mendera.

Deru ombak yang kian menghantam.
Mengoyak kedamain jiwa.
Dan aku tak pantas mengibah kasihnya.
Tapi aku juga tak mampu mengenyahkannya.

Semoga langkah yang salah ini membuatku tegar.
Sebab didepan sana pasti akan ada
Badai yang siap mennghujamku.

Maaf bila diri ini telah khilaf.
Dibutakan buaian - buaian gelap.
Entah kapan diri ini dapat menatap sinarnya.
Sungguh mohon maafkan atas kecerobohanku.

Tuhan ampunilah hamba yang nista.
Turunkanlah mujizatMU Yang Maha Dahsyat.
Karena hanya itu yang kubutuhkan.
Semoga. Amin


Cinta. Sejuta cerita tentangnya. Pelajaran tentang cinta membuatku jatuh bangun mengejarnya hingga kumenemukan cinta dalam dirinya. Sebenarnya seech, semakin dikejar cinta itu semakin jauh. Hehehe. Berawal dari perkenalan yg maya di suatu komunitas internet. semula aku tak percaya akan keseriusannya hingga menjelang persiapan pernikahanpun, aku masih belum percaya. Subhannallah, suatu mujizat dariNYA, akhirnya aku dapat merasakan debaran itu.

Sebelum aku bertemu dengan calon misua, banyak cerita dibalik perjalananku mengejar cinta. Semoga ceritaku tdk membosankan.

Semasa sekolah, aku tidak merasakan memiliki seseorang yang istimewa, NB : cowok atau pacar. Di sekolah dasar, aku menyukai teman sekelas. Dia primadona sekolah. Pintar, guanteng dan tajir. Ughh pokoknya dia tuuu sempurna banged di mataku. Sayang dia hanya memandangku sebelah mata. Tapi kalo nggak gitu, aku nggak punya cerita dounk. Hehehe.

Lain cerita, waktu aku duduk dibangku sekolah kejuruan, adik kelas yang satu ektrakulikuler denganku, yang kata teman sebangkuku, “Purwati”, menaruh perhatian padaku. Sebut saja namanya “Purwanto”. Hanya sayang, aku merasa tidak percaya diri untuk mempercayai kata – kata teman sebangkuku. Dan aku pun tidak berpikir untuk berpacaran. Walau tidak ada larangan dari alm. Bapakku. Tapi biar bagaimanapun aku merasa tersanjung juga see waktu tahu Purwanto suka padaku. Meski aku berpura – pura tidak mengetahui apa yang ia rasakan. Ya mungkin dalam hati kecilku pun tak ingin memberi peluang untuk menyakiti hati. Mengambil dari kata pepatah : “Bila kau memutuskan untuk jatuh cinta, maka kau harus siap patah hati”. Kurasa hati ini belum siap untuk sakit hati. Hehehe..

Selepas masa – masa sekolah, aku melanjutkan ke Lembaga pendidikan satu tahun. Disana mayoritas cewek – cewek semua. Disana, aku tidak mengenal seorang cowok walau ada segerombolan cowok – cowok di kelas lain. Aku lebih dominan bergaul dengan para cewek – cewek. Di dalam kelas, teman – temanku kerap sekali hobi berdandan. Berpenampilan layaknya seorang wanita dewasa. Sedangkan aku, hanya berpenampilan ala kadarnya. Natural booo atau cuex ya. ;-). Dan disaat itu, cinta pertamaku muncul ke permukaan. Tiba-tiba teman SD kembali di kehidupanku. Kami pun sempat berkencan. Seperti pemuda – pemudi kebanyakan, kami pun menonton dan makan malam diluar. Kami sempat menjalani pedekate. Tapi itu hanya sebatas itu saja. Hubungan kami tidak berlanjut, secara, kami berhubungan jarak jauh. Aku di Jakarta dan ia di Yogyakarta, mengemban ilmu di perguruan tinggi negri. Roma, adalah cinta pertamaku. Cinta monyet. Dia yang telah merenggut kedamaian hatiku. Meski antara kami tidak ada terucap kata cinta, namun aku merasa dia cinta pertamaku. Komunikasi kami baru sebatas surat – menyurat, secara dulu ponsel belum populer seperti sekarang. Dan masih belum ada “penembakan” antara kami. Dalam surat itu, dia menceritakan kegiatan sehari – harinya pada saat kuliah atau saat magang atau saat dia berkelana mencari objek foto, secara, dia fotografer. Ya saat itu baru amatiran tapi aku yakin sekarang mungkin dia telah lihai memainkan kameranya. Pernah suatu hari saat dia liburan kuliah, dia mampir kerumahku. Sebelum pulang, dia memintaku bergaya dan sampai sekarang aku tidak tahu bagaimana hasil jepretannya. Karena semenjak hari itu, kami “lost contact”. Terakhir aku tahu kabarnya dia telah menikah dengan seorang dosen di Bandung. Dan dikaruniakan 2 orang anak. Saat aku mengetahui berita itu, hatiku sedih tapi juga bahagia walau harapanku untuk merajut kasih dengannya pupus sudah. tak jarang tiap malam aku selalu menangisinya. Mengenangnya. Tapi jika gak begitu, lagi-lagi, aku gak punya cerita dounk.

Setelah selesai menimba ilmu, aku mulai mencari kerja. Aku mulai memasukkan surat lamaran ke berbagai perusahaan. Dan hasilnya belum memuaskan sampai akhirnya aku bertemu dengan teman semasa sekolah, “Siti”. Dia menawarkanku pekerjaan di satu lantai dengannya, Sales Promotion Girl atau yang lebih tenarnya SPG. Pada saat itu aku tidak memikirkan berapa gajinya. Yang aku pikirkan, “aku harus kerja”. Dan seperti kebanyakan anak, akupun berdiskusi dengan Alm. bapak. Alhamdulillah beliau selalu mendukungku, selama itu baik. Singkat cerita, aku mulai bekerja dan itu hanya bertahan satu tahun. Pasalnya kondisi badanku ngdrop, karena aku tidak menjaga pola makan dan lagi mungkin aku kaget dengan suasana kerjanya, yang NB, aku musti lembur satu minggu tanpa dapat libur. Aku kena typus. Dan mau tidak mau aku dirawat di rumah sakit selama hampir dua minggu. Selama dua minggu Alm bapakku tidak terlalu sering menjengukku. Hanya sesekali beliau menjengukku. Karena beliau sibuk kerja dan sudah terlalu capek. Tapi aku tahu kalau beliau sangat perhatian dengan perkembangan kesehatanku. Beliau selalu menanyakan kondisiku pada ibuku, secara ibuku laporan ke aku lha. Hehehe. Dan yang membuatku senang, waktu dokter bilang aku sudah diperbolehkan pulang. Pertama kali yang aku lakukan menelpon rumah. Dan Alm bapak, adik cowok dan ibu menjemputku. Dan aku melihat senyuman di wajah Alm bapakku. Ughhh entah kenapa, aku selalu suka melihat senyuman itu. Aku melihat ketulusan di matanya. Dan aku masih tetap merasakan kasih sayang dan ketulusan itu hingga kini walau beliau telah tiada. Oh iya, yang lebih membuatku semakin menyayangi beliau saat pertama kali aku kencan dengan teman sekelasku itu, “Roma”. Kentara sekali beliau menunjukkan perhatiannya padaku. Sebelum aku beranjak pergi kencan, beliau memberiku serentetan wewejang. Uang saku lha. Nggak boleh pulang lewat dari jam 9 malam lha. Dan aku hanya tersenyum menanggapi celotehan beliau. Begitu pula teman kencanku.

Ceritanya bersambung dweh. Lagi buntu nweh. :-D